Sabtu, 08 Agustus 2015

Kelas Maya

KELAS MAYA
I.         Pengertian Kelas Maya (Virtual Class)
 
Pengertian dari kelas virtual sendiri adalah kelas yang diadakan tanpa tatap muka secara langsung antara pengajar dan yang menerima bahan ajar. Kelas virtual berhubungan langsung dengan internet. Dimana pengajar menyediakan sebuah forum kepada para penerima bahan ajar dan melakukan diskusi seperti kegiatan belajar mengajar dikelas.
 
Yang membedakan kelas virtual dengan kelas biasa sobat, yaitu adanya pembatasan berkomunikasi, karena jelas beda berdiskusi secara langsung dengan berdiskusi secara tidak langsung. Dalam kelas maya dapat diketahui kemajuan proses belajar, yang dapat dipantau baik oleh guru, siswa maupun orang tua. Selain digunakan untuk proses pendidikan jarak jauh, system tersebut juga dapat digunakan sebagai penunjang kelas tatap muka.
II.      Jenis-jenis Pengelolaan Kelas Maya
Pengelolaan kelas maya dapat dilakukan menggunakan berbagai aplikasi antara lain sebagai berikut:
  1.    Learning Management System
LMS atau yang lebih dikenal dengan Learning Management System adalah suatu perangkat lunak atau software untuk keperluan administrasi, dokumentasi, laporan sebuah kegiatan, kegiatan belajar mengajar dan kegiatan secara online (terhubung ke internet), E-learning dan materi-materi pelatihan. Dan semua itu dilakukan dengan online.
2.    Learning Content  Management System 
Aplikasi komputer yang digunakan untuk membuat, memperbaharui, mengelola atau mempublikasikan isi dalam sebuah sistem yang teroganisir dan konsiten yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet.. LCMS digunakan untuk menyediakan, mengawasi, memperinci dan mempublikasikan dokumen-dokumen spesifik seperti artikel, manual operator, manual teknis, panduan penjualan dan brosur penjualan. Sebuah LCMS dapat berisi file komputer, gambar, audio, video, dokemen elektronik dan isi website.
3.    Social Learning Network (SLN)
SLN adalah jejaring social untuk pembelajaran yang terjadi pada skala yang lebih luas daripada kelompok belajar. Menginggal skala sosialnya yang lebih besar, media ini bagi sebagian peserta dapat menyebabkan perubahan sikap dan perilaku, sedangkan bagi sebagian yang lain tidak menimbulkan dampak apa-apa.

III.   Keunggulan dan Kelemahan Kelas Maya
 
1.      Keuntungan
  a.    Materi lebih luas. Belajar bisa di mana saja dan kapan saja merupakan salah satu manfaat terbesar dari kelas maya. Implikasinya adalah cakupan materi bisa lebih luas, tidak sebatas materi yang diajarkan oleh guru di ruang kelas.
b.    Belajar sambil “sarungan”. Modus atau cara belajarnya pun bisa lebih bebas tidak seperti di kelas yang mungkin masih dikendalikan oleh guru, termasuk cara berpakaian atau bahkan sekedar mengenalkan etika dan sopan santun menurut petunjuk dari guru. Belajar di kelas maya memungkinkan kita belajar sambil “sarungan” atau bahkan tidak perlu mandi dan gosok gigi terlebih dahulu.
c.     Tidak perlu bawa buku. E-book, file presentasi, dan berbagai format elektronik dari bahan ajar tinggal disimpan dalam media seperti “flashdisk”, atau bahkan cuma diakses melalui internet. Tak perlu khawatir ketinggalan buku atau diktat kuliah. Semuanya tinggal pijit tombol komputer, atau bahkan dengan mobile device, beratus-ratus lembare-book bisa dibaca sambil menunggu antrian atau kemacetan di jalan.
d.    Peduli global warming. Karena semua materi kuliah terdokumentasi secara elektronik maka kita tidak memerlukan kertas lagi. Kita tidak perlu menyalin cacatan guru di papan tulis atau memotokopi materi. Semuanya serba paperless.
e.     Lebih berani protes. Jika di kelas siswa - dengan segala alasannya, mungkin lebih pasif maka di kelas maya bisa lebih aktif berdiskusi tanpa terganggu dengan sorot mata dosen dan teman-temannya di kelas. Malah, dibalik anonim atau nama alias, siswa bisa lebih berani berdebat dan menyampakan kritik tanpa harus khawatir “ditandai” oleh guru. Setidaknya, kelas maya memberikan opsi untuk penerapan “student centered learning”.
f.     Mendeteksi “Copas”. Menulis di internet secara terbuka, atau disebut sebagai kebijakan “open content”, sebenarnya bisa digunakan untuk mendeteksi hasil karya mahasiswa- dan sebenarnya dosen juga, apakah tulisannya merupakan hasil menjiplak atau bukan. Masyarakat bisa menemukan dan menjadi juri terhadap praktek plagiat- atau sering disebut budaya “copy-paste” atau “copas”. Kebijakan ini harus disertasi sosialisasi, - bisa juga “menakuti-nakuti”, agar jangan sampai mereka melakukan “copas” karena tulisannya dibaca oleh orang banyak. Jika tugas atau tulisan hanya dikumpulkan di laci atau lemari, kita relatif sulit mendeteksi bahwa tulisan tersebut hasil “copas”.
g.    Membuka peluang belajar bagi kalangan yang tidak memiliki akses ke pendidikan formal/sekolah.
h.    Menghubungkan pelajar dan guru dari berbagai belahan dunia tanpa harus melakukan perjalanan yang memerlukan biaya besar.
i.      Memungkinkan seluruh proses kegiatan kelas direkam dan dipergunakan kembali sebagai referensi belajar.
j.      Mendukung proses belajar siswa berkebutuhan khusus (special need students), misalnya siswa yang mengalami cacat fisik, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan, dsbnya.
k.    Memungkin adanya variasi strategi, metode, proses yang dapat mengakomodasi kebutuhan khusus dan juga gaya belajar yang berbeda.
 
2.    Kelemahan Kelas Maya
  a.    Pembelajaran harus bersifat online, artinya diperlukan tambahan biasa untuk mengakses internet.
b.   Memungkinkan siswa dapat belajar sambil bermain game atau melakukan komunikasi lain melalui jejaring social. Hal ini dapat menyebabkan konsenstrasi belajar siswa terganggu.
c.    Susah mengatur tingkah laku siswa karena jarangnya tatap muka secara langsung dengan siswa.
IV.   Fitur-fitur Dalam Kelas Maya
 
1.    Konten yang relevan dengan tujuan belajar.
2.    Menggunakan metode instruksional seperti contoh dan praktek untuk membantu belajar siswa.
3.    Menggunakan elemen media seperti kalimat dan gambar untuk mendistribusikan konten dan metode belajar.
4.    Pembelajaran dapat secara langsung dengan instruktur (synchronous) ataupun belajar secara individu atau otodidak (asynchronous). 
5.    Membangun wawasan dan teknik baru yang dihubungkan dengan tujuan belajar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar